Rabu, 27 Juli 2011

PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP KEPRIBADIAN MUHAMMAD SAW

1. PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP KEPRIBADIAN MUHAMMAD SAW

Muhammad adalah sesosok manusia pilihan bagi ummat islam, karna keberhasilan dia dalam membawa suatu ajaran agama yang benar disisi allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:

ان الدين عند الله الاســــــــــــــــــــــلام

Sesungguhnya agama yang benar disisi Allah adalah agama islam

Sedangkan selama berabad-abad islam adalah musuh besar umat Kristen, terlebih dengan muncul sebuah peristiwa yang menyakitkan bagi umat kristiani, sebuah peperangan yang dasyat antara Kristen barat dan Islam timur yang membawa kekalahan bagi ummat Kristen. Dengan adanya peristiwa tersebut kebencian orang-orang Kristen terhdap Islam semakin menjadi. Akan tetapi dendam dan kebencian tersbut dilampiaskan terhadap Nabi Muhammmad dengan menggambarkan kehidupan dan kepribadian Nabi Muhammad yang tidak bermoral dan bejat.[1]

Beberapa dari tokoh orientalis yang menghujat Nabi Muhammad karna kebencian yang mendalam. Seperti Peter, pendeta di Maimuma, yang menganggap bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi palsu. Yahya ad-Dimasyqi atau dikenal juga sebagai John of Damascus (750 M), juga sependapat dengannya dan menulis dalam karangannya dengan bahasa Yunani kuno kepada kalangan Kristen Ortodoks bahwa Islam mengajarkan anti-Kristus. John of Damascus berpendapat bahwa Nabi Muhammad Saw adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh. Dengan liciknya, dia mengatakan bahwa:

`Muhammad bisa mengawini Khadijah sehingga mendapat kekayaan dan kesenangan. Dengan cerdasnya, Muhammad menyembunyikan penyakit epilepsinya ketika menerima wahyu dari Jibril. Muhammad memiliki hobi perang karena nafsu seksnya tidak tersalurkan.'

Sedangkan Torrel membangunkan teori khayalan, dengan menganggap adanya timbal balik antara pengalaman keberagamaan Nabi Muhammad Saw dengan pernikahannya dengan Siti Khadijah yang lebih tua. Worrel mengatakan:

`Muhammad telah mengembangkan bakat puisi dan kenabian pada tahun-tahun akhir pernikahannya dengan Khadijah, dan kehilangan kedua bakat ini selama tiga belas tahun dimasa banyak pernikahannya yang lain.'

Selain itu, para orientalis menuding bahwa poligami nabi Muhammad sebagai bukti bahwa libidonya sangat tinggi. Seandainya beliau seorang nabi, niscaya akan disibukkan oleh urusan dan tugas kenabiannya dari pada sibuk dengan wanita.

2. Perkawinan Muhammad dengan Zaynab bt.Jahsh

Banyak versi yang menceritakan tentang kisah perkawinan Muhammad dengan Zaynab bt. Jahsh, diantaranya diungkapkan oleh Tor Andrae dalam bukunya Muhammad The Man And His Faith bahwa pada tahun ke-5 telah terjadi pada diri Muhammad yang barangkali menjadi bahan provokasi bagi barat untuk menilai kepribadian Muhammad.[2]

Tradisi jahiliyah yang pada waktu itu sangat munkar, sebagai contoh soal –bid’atu al tabanna-bid’ah memungut anak- yang biasa mereka lakukan sebelum islam. Tradisi ini dijadikan sebagai aturan(agama) turun temurun dikalangan mereka. Salah seorang diantara mereka memungut anak, yang terang bukan dari darah keturunannya sendiri dan kemudian diangkatnya anak itu dalam hukum yang derajatnya sama dengan anak kandungnya sendiri, dan kemudian diakui dan dijadikan sebagai anak yang sebenarnya. Ia mempunyai kedudukan hukum seperti anak keturunannya sendiri dalam berbagai hal. Padahal Islam tidak menetapkan suatu kebathilan bagi mereka dan tidak pula membiarkannya binasa dalam kesesatan. Oleh karena itu Allah mengilhamkan kepada Muhammad Saw. Agar ia memunggut salah seorang anak. Peristiwa ini terjadi jauh sebelum beliau diangkat sebagai Nabi. Dan yang beliau pungut adalah Zayd bin Haritsah. Begitulah nabi memunggut Zaid bin Haritsah sebagai anaknya dan semenjak itu mereka memanggilnya dengan sebutan “Zayd bin Muhammad”. Ia kemudian dikawinkan dengan puteri bibinya yang bernama Zaynab bt Jahsh Al Asadiyah dan sudah hidup beberapa lama. [3]

Akan tetapi zainab enggan menikah dengan zayd dikarnakan zayd adalah seorang budak lagi jelek, sedangkan zainab tergolong orang yang mempunyai nasab kebangsawanan. Akhirnya turun ayat

وماكان لمؤمن ولامؤمنة اذا قضىالله ورسوله امراان يكون لهم الخيرة من امرهم . ومن يعصىالله ورسوله فقد ضل ضلا لابعيدا

Dan tidak patut bagi seorang mukmin laki-laki dan perempuan, bila Allah dan RasulNya sudah menetapka satu perkara, bahwa mereka akan menentukan pilihan sendiri bagi urusannya. Barang siapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya, sungguh ia adalah sesat sejauh-jauhnya. [4] (Q.S. 33 al-Ahzhab: 36)

Setelah turunnya ayat tersebut kemudian dia menerima dan tunduk, serta mengikuti kehendak Nabi untuk dinikahkan pada Zayd dan menyerahkan seluruh tubuhnya kepada Zayd.akan tetapi jiwanya tidak, sehingga dibalik kehidupan inilah muncul dalam diri Zainab kekecewaan dan kesempitan dalam hidupnya.

Pada suatu hari setelah lama pernikahan yang mereka jalani, Nabi Muhammad berkunjung ke rumah Zayd, tetapi pada saat itu Zayd tidak sedang di rumah. Kemudian Nabi ditemui oleh istrinya yang bernama Zaynab bt. Jahsh di depan pintu. Pada saat itu Zaynab dalam keadaan berbusana tipis yang biasa dipakai oleh orang Arab didalam rumah. Saat itu, Muhammad terpesona dengan kecanikan Zaynab dan berkata: “ segala puji bagi tuhan yang menguasai hati manusia”. Kata-kata Nabi tersebut diulang-ulangi oleh Zaynab dihadapan Zayd. Zaynab sebenarnya sudah lama menginginkan nabi sebagai suaminya, tidak meninginkan Zayd. Disamping berasal dari budak yang dimerdekakan, Zayd memiliki perawakan yang kurang menarik. Mengetahui hal itu, Zayd lalu pergi menemui Muhammad dan menawarkannya untuk menceraikan Zaynab agar nabi dapat menikahinya. Karena beliau khawatir akan mulut orang munafikdan manusia-manusia yang keji,kalau-kalau mereka katakana bahwa Muhammad menikahi isteri anaknya maka Muhammad tidak menerima tawaran itu. Zayd adalah anak angkatnya sendiri. Orang arab pada saat itu yang masih menganut adat bid’ah tabanna menganggap anak angkat itu sama halnya dengan anak kandung sendiri yang berarti menikahi anak angkat dianggap sama dengan menikahi anak kandung sendiri. Bagi orang Arab, ini sesuatu yang ‘aib dan tabu.[5] Akhirnya turunlah wahyu yang dapat menghilangkan keraguan dan kekhawatiran nabi Muhammad Saw, yakni firman Allah surat al-Ahzab ayat 37:

وتخشى الناس والله احق ان تخشاه فلما قضى زيد منها وطرا زوجنكها لكي لايكون على المؤمنين حرج في ازواج ادعيائهم اذاقضوامنهن وطرا وكــــان امراللـــه مفعولا (الاحـــزاب : )

Kau takut pada manusia, padahal Allahlah yang lebih patut kau takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikan), kami kawinkan engkau dengan dia (sesudah habis iddahnya) supaya tidak ada keberatan terhadaporang mu’min untuk mengawini istri-istri anak-anak angkatnya apabila anak-anak angkatnya itu telah menyelesaikan keperluan terhadap istrinya (menceraikannya). Dan ketetapan Allah itu pasti ada.

Kemudian dalam surat yang sama Allah SWT telah mengungkapkan:

ماكان على النبي من حرج فيما فرض اللـــه له سنــة الله في الذين خلوامن قبل وكان امرالله قدرامقدورا (الاحـــزاب : )

Tiada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya bagi Nabi-nabi yang telah berlalu. Dan adalah ketetapan Allah itu merupakan ketetapan yang pasti berlaku.[6] (Q.S. 33 al-Ahzhab: 38)

Juga firmanNya:

ماكان محمد ابااحدمن رجالكم ولكن رسول الله وختم النبين وكان الله بكل شيئ عليما (الاحـــزاب : )

Muhammad itu sekali-sekali bukanlah bapak dari seseorang laki-laki diantara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi. Dan maka Allah Maha mengetahui sesuatu. (Q.S. 33 al-Ahzhab: 40)

ما جعل الله لرجل ممن قلبين فــــــي جوفه وماجعل ازواجكم الـــئ تظهرون منهن امهتكم وماجعل ادعياءكم ابناءكم ذلكم قولكم بأفواهكم والله يقول الحق وهو يهدى السبيل. ادعوهم لآبآئهم (الاحـــزاب : )

Allah tidak sekali-sekali menjadikan bagi seseorang dua buah hati dan rongga (dadanya), dan Dia tidak menjadikan isteri-isteri kalian yang kalian dhihar sebagai ibu kalian, dan Dia tidak menjadikan anak-anak kalian sebagai anak kandung kalian. Yang demikian itu hanyalah ucapan kalian di mulut kalian saja. Allah menyatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan yang benar. Panggilah mereka (anak-anak angkat kalian) dengan memakai nama-nama bapak mereka…..

(Q.S. 33 al-Ahzhab: 4-5)

ادعوهم لآبآئهم هو اقسط عند الله فإن لم تعلموا ابآءهم فإخونكم في الدين ومواليكم (الاحـــزاب : )

Panggilah mereka (anak-anak angkat kalian) dengan memakai nama bapak-bapak (kandung) mereka, itulah yang paling adil menurut Allah. Jika kalian tidak mengetahui (nama) bapak mereka sebut saja saudara seagama atau para maula kalian…[7] (Q.S. 33 al-Ahzhab: 4-5)

Akhirnya Nabi Muhammad menikahi Zaynab dan ia bangga karena telah mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia mengatakan bahwa isteri-isterinya yang lain telah dinikahkan oleh keluarga mereka untuk Nabi, sedangkan Allah sendiri yang memberikan diriku untuk dirinya di langit tertinggi. Peristiwa ini rupanya tidak menganggu hubungan Nabi dengan Zayd dan tidak mengurangi kepercayaannya kepada Nabi. Sejak itu nama Zayd lebih dikenal dengan sebutan Zayd b. Haritsah daripada sebutan Zayd b. Muhammad.[8]

Dengan ini jelaslah bahwa perintah Allah kepada Muhammad untuk mengawini zaenab anak pamannya ini adalah untuk membatalkan adat jahiliyah. Kebiasaan mereka apabila mengangkat seorang anak maka anak tersebut mempunyai hubungan hukum yang sama dengan anak kandung, yaitu punya hak untuk mewarisi dan haram bagi bapak angkat untuk mengawini bekas isteri anak angkatnya

3. Kritik dan Analisis Terhadap Perkawinan Muhammad-Zaynab

· Kritik Orientalis Terhadap Perkawinan Muhammad-Zaynab

Perkawinan Muhammad dengan anak bibinya yaitu Zaynab bt. Jahsh oleh kaum orientalis dijadikan bahan guncingan untuk mencela Muhammad. Sebabnya Zaynab yang cantik parasnya,dan juga diceritakan dalam al-Quran al-Karim dengan mempergunakan uslub (metode) yang tidak mereka fahami secara sempurna dan mereka takwilkan dengan keliru.[9]

Yang dimaksudkan disini adalah firman Allah yang berbunyi :

وتخفي في نفسك ماالله مبديه وتخشى الناس والله احق ان تخشه....... (الاحـــزاب : )

Dalam buku “Pandangan Orientalis Barat tentang Islam” yang mengambil dalm bukunya “ Muhammad A Biography Of The Prophet” karya Karen Amstrong memaparkan pandangan beberapa orientalis barat dalam menanggapi kisah perkawinan Nabi dengan Zaynab. Armstronh mengatakan bahwa sejumlah orientalis barat seperti Voltaire dan Pridiaux beranggapan bahwa Muhammad dengan menikahi perempuan bekas isteri anak angkatnya itu menunjukkan betapa sebenernya Muhammad, walaupun sudah punya banyak isteri tetapi masih tidak puas karena tuntutan nafsu besarnya itu, dn karena kelihaiannya dalam memanipulasi ayat-ayat untuk kesengannya sendiri.

Orientalis barat seperti Muir, Dermenghem, Washingtn Irving, Lammens menggambarkan awal perkawinan Muhammad lebih disebabkan oleh tuntutan hawa nafsu belaka. Mereka menggambarkan pertemuan Muhammad dengan Zaynab sedemikian asyik dan menggiurkan. Mereka menggambarkan Zaynab ketika bertemu Nabi dalam keadaan setengah telanjang atau hamper telanjang, dengan rambutnya yang hitam panjang lepas terurai sampai menjamah tubuhnya yang lembut gemulai, yang menurut mereka itu semua akan menerjemahkan segala arti cinta birahi. Pendapat lain menyebutkan bahwa ketika itu ia membuka pintu rumah Zayd, angina menghembus menguakkan tabir kamar Zaynab. Ketika itu ia sedang terlentang di tempat tidurnya dengan mengenakan baju tidur, yang menurut para orientalis, pemandangan itu sangat menggetarkan jantung laki-laki yang gila perempuan dengan kecantikannya itu. Ia menyembunyikan perasaan hatinya walaupun sebenarnyaia tidak dapat tahan lama demikian.

Para orientalis menggambarkan kisah-kisah romantis tersebut sebenarnya juga berdasarkan kitab-kitab klasik seperti sejarah Nabi, bahkan dari sejumlah kitab tafsir. Sejumlah mufassirin meriwayatkan bahwa nabi Saw. Masuk ke dalam rumah Zayd, kemudian ia melihat isteri Zayd dalam keadaan berdiri hingga Nabi terpesona oleh kecantikannya, lalu nabi berkata: Maha suci Tuhan yang telah merubah perasaan hati manusia. Dengan redaksi yang hamper semakna Jalal al-Din al-Mahalli dan Jalal al-Din al-Suyuti dalam tafsir al-Jalalyn mengungkapkan bahwa saat itu pandangan Nabi jatuh kearah Zaynab hingga terpesona, kemudian seketika itu Zaynab tidak suka dengan Zayd.

Para orientalis melihat bahwa Nabi Muhammad iu manusia biasa yang bernafsu besar (hyper sex), diburu nafsu syahwat, air liurnya mengalir bila melihat wanita cantik. Tidak cukup tiga orang saja dalam satu rumah, teapi ia kawin lagi dengan wanita-wanita yang tidak bersuami, bahkan kata para orientalis, Nabi pun jatuh cinta pada Zaynab bt. Jahsh yang masih terikat sebagai isteri Zayd b. haritsah, bekas budaknya.[10]

4. Komentar para Orientalis Tentang Pribadi Muhammad SAW

Kepribadian Muhammad pun tak lepas dari komentar para orientalis. Dalam pembahasan ini terdapat beberapa komentar tentang Muhammad dari orientalis, berikut ini komentar tentang pribadi Muhammad SAW.

· Dante Alighieri merupakan tokoh terkemuka pada zaman kebangunan (Renaissance) di Eropa, terutama dalam bidang kesusateraan. Dalam pandangannya terhadap Islam dan pribadi Nabi Muhammad yang telah di kutip Tor Andrea adalah pertama, karena adanya permusuhan dan kebencian yang diwariskan pada perang salib (1096-1274M) yang masih berpengaruh di Eropa. Kedua, manuskrip Arab dalam bidang agama Islam dan sejarah hidup nabi Muhammad tidak pernah disalin kedalam bahasa latin pada masa itu. Ketiga, sikap dan pandangn Dante disebabkan karena kebodohannya terhadap kenyataan sejarah. Keempat, menurut dokumen Vatikan tahun 1927 disebabkan prasangka dan fitnah.

· Jean Francois Arrouet Voltaire merupakan orang yang terpandang sebagai ahli fikir dan pujangga Perancis yang mempertahankan dan membela kebebasan berpikir. Dalam karya Voltaire yaitu Mohamet pada tahun 1742 ia melukiskan pribadi Muhammad karya nya ini bertentangan dengan George Sale yang telah menyalin kitab suci Al Qur’an yang terpandang sebagai standart di Eropa dewasa itu. Pada pengantarnya George membandingkan Muhammad dengan Theuses, seorang pahlawan dan pejuang dalam mitologi grik tua. De Boulainvilliers menulis karyannya yang terkenal, “life of mohammet” ( riwayat hidup Muhammad) denagn tujuan untuk menonjolkan Islam disbanding agama Kristen. Pada karya Voltaire yang belakangan yaitu “ Essy sur le moeurs” ia mengakui kebesaran dan kemampuan Muhammad, bahkan ia menahan diri untuk mengecam secara kasar dan brutal, tetapi ia menegaskaan bahwa tidak ada sesuatu yang baru pada agama Muhammad itu kecuali pernyataan bahwwa Muhammad itu rasul Allah.

· Savary seorang terpelajar barat yang menolak Muhammad sebagai Nabi (prophet), tetapi sebaliknya bersikap mengakuinya sebagai seorang diantara tokoh-tokoh terbesar yang pernah hidup. Ia berpendapat bahwasannya Muhammad memiliki kemampuan dalam bidang politio dan militer dan sanggup memimpin pemerintahan dengan cara mendoktrin. Muhammad mengaku mendapatkan wewenang dari Allah, menuntut supaya setiap orang menerima kedudukannya sebagai Rasull Allah. Semua itu didektekan oleh suatu kemestian rasional.

· Washingthon Irving seorang Advokad pada tahun 1806 dan banyak menumpahkan kegiatan dibidang santera. Dalam pandangannya tentang pribadi Nabi Muhammad, satu sisi Nampak obyektif tetapi pada sisi lain tidak. Irving bertindak obyektif pada riwayat hidup Muhammad tetapi mengenai pribadi Muhammad ia bersikap negative. Ia berpendapat bahwasannya nabi Muhammad menyukai wanita dan harum-haruman. Itu dikatakan sebagai sabda Muhammad, tanpa menyebut sumber bagi keterangan tersebut. Irving sebagai seorang sarjana telah melakukan “fabrikasi” sehingga tidak konsisten sepanjang disiplin ilmu.

· Thomas Carlyle adalah putra dari james carcly pada tahun 1840 di kuliahnya yang kedua yang berjudul Heroes and Hero worship ia menyatakan bahwasannya Muhammad adalah seorang pembohong, inkanasi dari kepalsuan dan agamanya adalah paduan “chalatanism and stupidity” (jual obat dan kebodohan). Tetapi itu semua hanya refleksi diri sendiri. Carlyle berpendapat Muhammad adalah seorang yang jujur, sebagaimana halnya setiap orang besar itu adalah jujur. Muhammad merupakan seorang penyair ataupun seorang nabi, karena kalimat-kalimat yang diucapkannya bukan kalimat manusia biasa. Carlyle pun memberikan pandangan agak positif disebabkan pertama, carcyle sudah kehilangan kepercayaan terhadap agama keristen yang dianutnya sejak kecil. Kedua, ia berkenalan akrab dengan tokoh-tokoh Unitairian pada abad ke 19 sehingga mungkin ia seorang Unitarian, yaakni menganut unitary faith yang merupakan inti ajaran Arianism.

· Hamilthon A.R Gibb tokoh orientalis yang terkenal setelah perang dunia II. Gibb menunjukkan bahwa Muhammad menjadi cacat karena hadith-hadith 7yang diciptakan oleh generasi belakangan hanya untuk mengkultuskan Nabi Muhammad. Tapi akibatnya justru menjadi sasaran empuk dan sangat pahit bagi penulis barat masa lampau. Pernyataan tersebut harus diakui karena telah banyak hadith yang bersifat kultus yang tidak dapat diterima oleh akal. Contohnya: perayaan mauled Nabi sering di dengar hadith yang menyatakan bahwa saat Muhammad lahir maka api pujaan diseluruh kuil kaum majusi ditanah Iran padam, seluruh pohon dan batu sujud sebagai rasa syukur kepada tuhan atas lahirnya Muhammad.[11]

Kesimpulan

Makalah ini dapat disimpulkan bahwa pandangan orientalis terhadap kepribadian Nabi dan cerita perkawinan Zynab bt Jashs dengan Zaid pada mulanya, kemudian dengan Rasullulah SAW. Setelah diceraikan oleh Zaid maka Rasulullah dipilih untuk menjadi contoh dalam membatalkan adopsi versi jahiliyah, agar pengaruhnya lebih kuat sehingga tidak ada pilihan lagi bagi kaum muslimin melainkan harus tunduk dan menerimanya meski bagaimanapun berakarnya adat jahiliyah didalam hati masyarakat Arab pada saat itu sudah bias dijawab dengan cukup tegas. Dengan adanya firman Al Qur’an dengan berisi hokum yang membatalkan pengangkatan anak versi jahiliyah dan memperbolehkan perkawinan bapak angkat dengan bekas isteri anak angkatnya setelah diceraikan. Serta mengharamkan pewarisan antara anak angkat dan bapak angkat, yang demikian itu sudah cukup sebagai perintah Allah yang harus didengar dan ditaati. Sehingga tuduhan kaum orientalis kepada Nabi Muhammad SAW dan karena poligami dan perkawinannya dengan anak bibinya, Zaynab bt Jashs hanya kebohongan yang diada-ada.

Daftar Pustaka

Badri thahir Muhammad, menjawab tuduhan dan kebohongan tentang isteri-isteri Rasulullah

,Jakarta: pustaka panjimas, 1985.

Jamal Muhammad Ahmad, membuka tabir upaya orientalis dalam memalsukan islam Bandung:CV Diponegoro, 1991.

zuhdi,Ahmad. pandangan orientalis barat tentan islam, Surabaya: Karya Pembina Swajaya,

2004.



[1] Ahmad zuhdi, pandangan orientalis barat tentan islam (Surabaya: Karya Pembina Swajaya, 2004), 116.

[2] Zuhdi, pandangan orientalis (Surabaya: Karya Pembina Swajaya, 2004), 117.

[3] Muhammad thahir badri, menjawab tuduhan dan kebohongan tentang isteri-isteri Rasulullah (Jakarta: pustaka panjimas, 1985), 17-19.

[4] Muhammad , menjawab tuduhan dan kebohongan (Jakarta: pustaka panjimas, 1985), 46-47.

[5] Zuhdi, pandangan orientalis (Surabaya: Karya Pembina Swajaya, 2004),

118-119.

[6] Muhammad, menjawab tuduhan dan kebohongan (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985), 19.

[7] Ahmad Muhammad Jamal, membuka tabir upaya orientalis dalam memalsukan islam (bandung: CV Diponegoro, 1991 ), 213-215.

[8] Zuhdi, pandangan orientalis (Surabaya: Karya Pembina Swajaya, 2004), 119-120.

[9] Muhammad Jamal, membuka tabir upaya orientalis (bandung: CV Diponegoro, 1991 ), 212.

[10] Zuhdi, pandangan orientalis (Surabaya: Karya Pembina Swajaya, 2004), 120-122

[11] Ibid. 125-137

Sabtu, 23 Juli 2011

Sejarah Terbentuknya BPUPKI




PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Namun proklamasi itu tidak berlangsung lancar begitu saja. Proklamasi itu lahir dari perbedaan sikap yang jelas antara kalangan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia sebagai perjuangan sendiri dan kalangan yang tidak mempersoalkan kemerdekaan itu merupakan pemberian jepang.
Jepang mengeluarkan keputusan untuk membentuk Panitia penyelidikan Usah-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan pada tanggal 1 maret 1945, realisasinya baru tanggal 29 April 1945, bersamaan dengan janji kemerdekaan yang kedua yang dimuat didalam Maklumat Guneseikan (pembesar Tertinggi Sipil dan Pemerintahan Militer Jepang di jwa dan Madura) no.23 Badan Panitia Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Jumbaai Coo Sakai), bertugas untuk mengumpulkan usul-usul guna dijadikan bahan dalam memasuki Indonesia merdeka. Tetapi pelantikannya baru dilakukan Jepang pada tanggal 28 Mei 1945 dengan ketuannya Dr. Radjimaan Widyodiningrat dengan beranggotakan 68 orang dari berbagai golonagn yang diangkat oleh Jepang sendiri.
B Rumusan Masalah
  1. Mengapa terbentuknya BPUPKI?
  2. Bagaimana sejarah pembentukan BPUPKI?
  3. Bagaimana sejarah Piagam Jakarta?
C Tujuan
1. Untuk mengetahui terbentuknya BPUPKI
2. Untuk mengetahui sejarah pembentukan BPUPKI
3. Untuk mengetahui sejarah Piagam Jakarta.
PEMBAHASAN
1. Sejarah Terbentuknya BPUPKI
Pada bulan maret 1942, pemerintah colonial Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang. Setelah selama 3,5 tahun Indonesia berada ditangan Jepang. Pada mulanya, penguasa Jepang memerintah Indonesia dengan sewenang-wenang. Hasil bumi dirampas sehingga rakyat hidup kelaparan. Selain itu, banyak pemuda dipaksa menjadi romusha (pekerja paksa). Ketika tentara Jepang menderita banyak kekalahan di medan perang, Jepang kemudian mengajak para pemimpin pergerakan Indonesia untuk bekerja sama membantu usaha perangnya. Sebagai gantinya Indonesia dijanjikan akan diberi kemerdekaan.
Pada tanggal 1maret 1945, pemerintah militer Jepang di Jakarta mengumumkan berdirinya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbai Cosakai. Bertugas untuk mengumpulkan usul-usul guna dijadikan bahan dalam memasuki Indonesia merdeka. Tetapi pelantikannya baru dilakukan Jepang pada tanggal 28 Mei 1945 dengan ketuannya Dr. Radjimaan Widyodiningrat dengan beranggotakan 68 orang yaitu 60 warga Indonesia dan 8 warga negara asing dari berbagai golongan yang diangkat oleh Jepang sendiri. 1
68 orang itu adalah:
No
Nama anggota
Tempat, tanggal lahir
Jabatan
1
Abdul Kaffar
Sampang, Jatim, 14-05-1913
Bekas Kapten Mantan Barisan Madura.
2
Abdul Kahar Muzakir
Gading,Yogyakarta16-04-1907
Peg Kantor Kooti Zimu Kyoku Yogya bag Ekonomi
3
Agus Muhsin Dasaad
Sulu, Filipina 25-08-1905
Pemimpin NV Pabrik Tenun, Wa Ketua Jakarta Tokubetu Si Sangi Kai.
4
AR Baswedan
Surabaya, 11-09-1908
Angg Tyuuoo Sangi In. Angg NIP.1946
5
BandoroPangeran Hario Purubojo.
Yogyakarta 25-06-1906
Pembesar Kawedanan Kori Kraton Yogyakarta, Angg Tyuuoo Sangi In
6
Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo
Solo, 13-10-1905
Ajudan Sri Susuhunan Surakarta
7
Bendoro Pangeran Hario Bintoro
Yogyakarta 02-08-1914
Pejabat di Kesultanan Yogyakarta
8
Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Rajiman Wedyodiningrat
Yogyakarta 21-04-1879
Pertanian di Bulak Ngalaran Walikukun Kab Ngawi
9
Dr. Raden Buntaran Martoatmojo.
Loano, Purworejo 11-01-1896
Ka RSU Negeri Semarang, Wa Ketua Syuu Hookoo Kai Semarang dan Tyuuoo Sangi In. Men Kes I
10
Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja
Purwakarta 08-09-1898
Ketua Tihoo Hooin Semarang, Kendal, Semarang Ken Kooto Hooin Kinmu. Ketua MA I
11
Dr. Samsi Sastrawidagda.
Solo 13-03-1894
Ka Kantor Partikelir Tatausaha dan Pajak Surabaya, Angg Tyuuoo Sangi In Men Keu I
12
Dr. Sukiman Wiryosanjoyo
Sewor, Solo 19-06-1896
Dokter Partikelir di Yogyakarta
13
Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat
Solo 01-12-1902
Solo Kooti Soomuu Tyookan -
14
Drs. Muhammad Hatta.
Bukit Tinggi, Sumbar 12-08-1902
Angg Tyuuoo Sangi In, Wa Ketua Hookoo Kaigi Jawa Hookookai. Wakil Presiden I
15
Haji A.A. Sanusi
Cantayan, Sukabumi 18-09-1888
Angg Bogor Syuu Sangi Kai
16
Haji Abdul Wahid Hasyim
Jombang 12-02-1913
Berniaga, Penasehat Kantor Penyelidikan Surabaya
17
Haji Agus Salim
Sumbar 08-10-1884
Koto Gadang, IV Koto, Agam
18
Ir. Pangeran Muhammad Nur.
Martapura, Banjarmasin 24-07-1901
Pemimpin Kantor Pengairan BondowosoGubernur Kalimantan I
19
Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar
Siluwak Sawangan Batang 30-04-1914
Ingenieur Seibu Jawa Denki Zidyoo Koosya Bogor [versi: Suisin Taityoo Ngawi]
20
Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo
Wonosobo 30-08-1894
Pem Kantor Pusat Kerajinan dan Jawata Tera Men Kemakmuran I
21
Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo
Madiun, 08-08-1908
Ingenieur, Pem distrik II Pengairan Jatim Kediri, Angg Tyuuoo Sangi In, Wa Penasehat Syuu Sangi Kai Kediri
22
Ir. Sukarno
Surabaya, 06-06-1901
Penasehat Tyuuoo Sangi In, Sango Soomubu Jakarta Presiden I
23
K.H. Abdul Halim (Muhammad Syatari),
Majalengka, 17-06-1887
Penasehat Perikatan Umat Islam Majalengka, Angg Tyuuoo Sangi In Jakarta.
24
Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat
Solo 12-03-1885
Bupati Nayoko Kaprah Tengan di Kraton Solo
25
Ki Bagus Hadikusumo
Yogyakarta xx-xx-1890
Angg Tyuuoo Sangi In, Ketua Muhammadiyah
26
Ki Hajar Dewantara
Yogyakarta 08-05-1889
Angg Tyuuoo Sangi In Soomu Jawa Hookookai Yogyakarta. Menteri P&K I
27
Kiai Haji Abdul Fatah Hasan

Angg Banten Syuu Sangi Kai.
28
Kiai Haji Mas Mansur
Surabaya 25-06-1896
Kamon Shuumubu, Masyumi Jakarta
29
Kiai Haji Masykur
Singasari Malang 30-12-1902
Tokoh NU
30
Liem Koen Hian
Banjarmasin xx-xx-1896
N/A Pindah kewarga-negaraan Liem Koen Hian
31
Mas Aris
Karanganyar,Kebumen 02-01-1901
Ketua Pati Syuu Sangi Kai, Angg Tyuuoo Sangi In.
32
Mas Sutarjo Kartohadikusumo
Kunduran, Blora 22-10-1892
Syuutyookan Jakarta. Gubernur Jabar I
33
Mr. A. A. Maramis
Manado 20-06-1897
Advokat Jakarta. Meneg Kabinet I
34
Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro
Solo 20-04-1897
Bupati Sragen Residen
35
Mr. Mas Besar Martokusumo
Brebes 08-07-1893
Walikota Tegal
36
Mr. Mas Susanto Tirtoprojo.
Solo 03-03-1900
Madiun Sityoo
37
Mr. Muhammad Yamin
Sawahlunto, Sumbar 23-08-1903
Penasehat Sendenbu-sendenka (Sanyoo-Sendenbu)
38
Mr. Raden Ahmad Subarjo
Krawang 23-03-1897
Pem bag Informasi Gunseikanbu cabang I Jakarta Men LN I
39
Mr. Raden Hindromartono
Rembang 31-12-1908
Shokuin Naimobu Roodo Kyoku
40
Mr. Raden Mas Sartono.
Wonogiri 05-08-1900
Wonogiri 05-08-1900
41
Mr. Raden Panji Singgih
Malang 17-10-1894
Pembesar Umum Naimuu Koseika Tyoo Jakarta
42
Mr. Raden Samsudin Samsoedin
Sukabumi 01-01-1908

43
Mr. Raden Suwandi
Ngawi 31-10-1898
Sanyo Bunkyoo Kyoku
44
Mr. Raden, Sastromulyono
Kudus 16-10-1898
Hakim Kootoo Hooin dan Tihoo Hooin Jakarta Tangerang
45
Mr. Yohanes Latuharhary
Ambon 06-07-1900
Peg. Somubu Jakarta. Gubernur Maluku I
46
Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso
Semarang 18-08-1911
Peg Syhobu Jakarta Men Sos 1946
47
Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
Yogyakarta 28-12-1907
Kabag Wanita Kantor Pus Jawa Hookoo Kai Jakarta
48
Oey Tiang Tjoei
Jakarta xx-xx-1893
Angg Tyuuoo Sangi In, Presiden Hua Chiao Tong Hui
49
Oey Tjong Hauw
Semarang xx-xx-1904
Angg Tyuuoo Sangi In
50
P.F. Dahler
Semarang 21-02-1883
N/A
51
Parada Harahap
Sumut 15-12-1899
Direktur Percetakan dan Harian Sinar Baru Semarang. Gelar Maharaja Goenoeng Moeda
52
Prof. Dr. Mr. Raden Supomo
Solo 22-01-1903
Pem. Hooki Kyoku, Angg Saikoo Hooin Men Keh I
53
Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat
Kramat Watu, Serang 08-12-1886
Syumubutyoo, Angg Tyuuoo Sangi In Jakarta
54
Prof. Dr. Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma
Mononjaya, Tasikmalaya 07-06-1891
Wa Pemimpin RSU Negeri, Guru Tinggi Ika Dai Gaku Jakarta.
55
Raden Abdul Kadir
Binjai, Sumut 06-06-1906
Opsir PETA
56
Raden Abdulrahim Pratalykrama.
Sumenep, Jatim10-06-1898
Wa Residen Kediri Residen Kediri
57
Raden Abikusno Cokrosuyoso
Ponorogo 16-06-1897
Architectparticulir, Ketua bag Umum kantor pusat Jawa Hookoo Kai Men PU I
58
Raden Adipati Ario Sumitro Kolopaking Purbonegoro
Papringan, Banyumas 14-06-1887
Bupati Banjarnegara
59
Raden Adipati Wiranatakusuma
Bandung 08-08-1888
Bupati Bandung Men Dagri I
60
Raden Asikin Natanegara
Bogor 23-12-1902
Ikyu Keishi pada Keimubu
61
Raden Mas Margono Joyohadikusumo
Purbolinggo, 6-05-1894
Penulis Koperasi Kantor Pusat Koperasi Perdagangan Dagri Jakarta
62
Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
Magetan, 09-07-1895
Residen Bojonegoro Gubernur Jatim I
63
Raden Oto Iskandardinata
Bojongsoang, Kab Bandung 31-03-1897
Angg Tyuuoo Sangi In, Zissenkyokutyoo Jawa Hookookai Jakarta. Meneg Kabinet I
64
Raden Panji Suroso
Porong, Sidoarjo 03-11-1893
Porong, Sidoarjo 03-11-1893
65
Raden Ruslan Wongsokusumo
Tanah Merah, Sampang, Madura, 15-10-1901
Wa Ketua Perseroan Tanggungan Jiwa Bumiputera Jatim, Pembantu kantor cab Asia Raya dan Jawa Shimbun
66
Raden Sudirman
Semarang 24-12-1890
Wa Ketua Syuu Hookoo Kai dan Penasehat Surabaya Syuu Sangi Kai Residen Surabaya
67
Raden Sukarjo Wiryopranoto.
Kasugihan, Cilacap 05-06-1903
Pem Surat Kabar Aria Raya Jurubicara Negara
68
Tan Eng Hoa
Semarang xx-xx-1907
N/A
2. Sejarah Pembentukan BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI berlangsung dari tanggal 29 Mei-1Juni 1945. dalam sidang itu Dr. Radjimaan Widyodiningrat mengajukan pertanyaan mengenai rumusan dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Pertanyaan ini mengawali proses perumusan Pancasila. Menanggapi hal itu, tampilah tiga orang pembicara, yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof.Dr. Soepomo, dan Ir.Soekarno.
a. Mr.Muhammad Yamin.
Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 Mr Muh . Yamin mendapatkan kesempatan pertama untuk penyampaian rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah mengemukakan lima” Ajas Dasar Negara Republik Indonesia ”sebagai berikut :
a) Peri kebangsaan
b) Peri kemusiaan
c) Peri ke-tuhanan
d) PeriKerakyataan
e) Kesejahteraan rakyat
b. Prof.Dr. Soepomo
Pada tanggal 31 mei 1945 prof. Dr.Mr Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka yaitu sebagai berikut :
a) Persatuan
b) Kekeluargaan
c) Keseimbangan
d) Musyawarah
e) Keadilan sosial
c. Ir.Soekarno
Dalam sidang tanggal 1Juni 1945, Ir.Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia rumusan dasar Negara tersebut kemudian diberi nama “pancasila”. Nama pancasila merupakan usulan nama dari seoarng temannya yang ahli bahasa. Pancasila sendiri berarti “lima dasar” adapun isinya adalah sebagai berikut:
Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa
Sesudah sidang pertama itu, pada tanggal 22juni 1945, sembilan orang anggota BPUPKI dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam.
Kelompok Nasionalis yaitu Ir.Soekarno, Drs.Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad soebardjo, Mr. A.A . Maramis,
Kelompok Islam yaitu Abdul kadir Muzakir, K. H. Wachid Hasjim, H. Agus Salim, Abikusno Tjokrosjoso. Telah membentuk suatu panitia kecil yang menghasilkan suatu dokumen yang berisikan tujuan dan maksud pendirian Negara Indonesia merdeka. Dokumen tersebut sekarang yang dikenal dengan Piagam Jakarta.2
3. Sejarah Piagam Jakarta
Piagam Jakarta adalah hasil kompromi tentang dasar Negara Indonesia yang dirumuskan Panitia sembilan dan disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 antara pihak Islam dan kelompok Nasionalis. Panitia sembilan merupakan panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI.
Gagasan tentang Negara Islam baru tampil kepermukan secara formal dalam sidang BPUPKI Mei sampai Juli 1945. Terdapat tokoh seperti KH. A. Kahar Muzakir (Muhammadiyah) dan K.H Wahid Hasyim (NU) yang mengusulkan agar Islam dijadikan dasar Negara Indonesia merdeka. Mereka berhadapan dengan kelompok nasional seperti Soekarno dam M. Hatta yang menginginkan pancasila sebagai dasar Negara. Sebenarnya wakil golongan Islam hanya minoritas bila diingat hanya 11orang. Ini terhitung minoritas bila di ingat badan bentukan Jepang 68 orang. Umat Islam diwakili 11 orang yaitu: Abikusno Cokrosuyoso, KH. Abdul Halim, KH. A. Sanusi, Ki Bagus Hadikusumo, KH. Masykur, KH.Mas Mansyur, KH. A. Kahar Muzakir, H. Agus Salim, Dr. Sukisman, K.H Wahid Hasyim, A.R Baswedan.
Sidang pertama BPUPKI diadakan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 bertempat di Pejambon Jakarta. Dalam pidato pembukannya Radjiman selaku ketua mengajukan dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Pembahasan mengenai dasar Negara ini bermacam pendapat telah diajukan oleh berbagai golongan, dimana golongan nasionalis sekuler senantiasa sinis dan mengejek tentang dasar Islam bagi Negara Indonesia kelak, yang diusulkan oleh Bagus Hadikusumo berkata:”
“padahal sudah jelas dan tuan-tuan pun mengetahui bahwa agama itu petunjuk dari Tuhan Rabbul’Alamin, agar menjadi pedoman hidup manusia untuk mencapai kebaikan, kebahagian, dan kesejahteraan bersama didunia maupun di akhirat, dan untuk menjadi tali kebangsaan, persatuan dan persaudaraan lahir batin.
Tuan-tuan yang terhormat: tuan-tuan telah maklum apabila ada seorang yang hendak membentangkan dan mengetengahkan soal agama atau meninjau suatu perkara dari agama, rupanya ia takut kalau-kalau pembicaraan itu menimbulkan perselisihan dan perpecahan Padahal sebenarnya bukan hanya perkara agama saja yang dapat menimbulkan perselisihan dan perpecahan apabila diperbincanakan dengan tidak berdasarkan kejujuran, kesucian dan keikhlasan. Perkara apakah bentuk Negara ini republic atau monarki, serikat atau kesatuan, itupun dapat menimbulkan perpecahan dan perselisihan yang amat hebat dan dahsyat… Bila pembicaran dan permusyawaratan itu tidak didasarkan kejujuran, kesucian dan keikhlasan, tetapi berdasarkan keinginan perseorangan atau golongan untuk menang sendiri. Atau karena memang kita telah kena pengaruh politik memecah belah, gemar berselisih, suka bercekcok, seperti dikatakaan zaman penjajahan Belanda”.
“Tuan-tuan yang terhormat, sekarang telah tuan-tuan ketahui, kemarin ada pembicaraan yang membicarakan mengenai agama Islam. Salah seorang dari pembicaraan itu telah mengucapkan perkataan yang sekiranya diucapkan dizaman dahulu (penjajahan) mungkin menimbulkan amarah kaum muslimin karena merasa terhina, perkataan itu adalah:” saya lebih suka berkumpul dengan orang Budha dari pada orang Islam yang jahat(tidak baik)”. Tetapi pada masa sekarang saya tidak marah mendengar ucapan semacam itu, Karena kita bersaudara dan bersatu hati, sayang menyayangi. Marilah kita kembali kepada pembicaraan semua, yaitu jika tuan-tuan bersungguh-sungguh menghendaki Negara Indonesia mempunyai rakyat yang kuat bersatu padu berdasarkan persaudaraan yang erat dan kekeluargaan serta gotong royong, dirikanlah Negara kita diatas petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits seperti yang sudah saya terangkan tadi.”3
Tapi rupanya para pendiri republic ini berupaya mencapai consensus. Lalu dibentuk sebuah panitia kecil dengan anggota diantaranya : Soekaarno, M. Hatta, KH. A. Kahar Muzakir, H. Agus Salim, K.H Wahid Hasyim, A.A Maramis. Dalam sebuah sidang paripurna BPUPKI 10 Juli 1945. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil itu, yang dicapai melalui debat sengit antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis. Hasilnya: sebuah persetujuan yang dimaksud Soekarno itulah yang akhirnya dikenal sebagaai Piagam Jakarta ini berupa konsep pembukaan UUD. Tapi pada kata ketuhanaan, ditambahi dengan anak kalimat yang terdiri dari tujuh kata yang berbunyi “ dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Dalam rapat BPUPKI selanjutnya Piagam Jakarta masih menjadi bahan perdebatan yang melelahkan. Latohaarhary anggota BPUPKI yang beragama keristen misalnya keberatan pada tujuh kata. Menurut dia akibatnya besar terutama terhadap agama lain. Anggota seperti Wongsonegoro dan Hoeseindjadjadiningrat malah merisaukan anak kalimat itu akan menimbulkan fanatisme bagi orang Islam.
Dengan kewibawaan Soekarno dan kegigihan kelompok Islam untuk mempertahankannya. Sidang dapat menerima Piagam Jakarta.4 Didalam piagam Jakarta terdapat lima butir yang kelak menjadi Pancasila dari lima sebagai berikut:
  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerayaktaan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
  5. Keadilaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dapat ditemukannya di buku Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang ditulis Endang Saifudin Ashari berbagai perdebatan sengit terus berlangsung sebagai dampak Piagam Jakarta. Ketika bicara jabatan presiden dalam UUD misalnya kelompok Islam mengusulkan presiden harus orang Indonesia asli dan beragama Islam (pasal 4). Usul tadi ditentang kelompok Nasionalis. Alasannya karena itu bertentangan dengan pasal 28 UUD yang berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama apapun dan untuk beribadat menurut agama masing-masing. Perdebatan KH.Kahar Muzakar memukul meja dan minta semua yang berbau Islam dicoret saja dari konsep UUD. Sidang hari itu bubar tanpa keputusan. Tapi esok harinya 16 Juli 1945 usul golongan Islam diterima juga dengan bantuan Soekarno dalam sidang panitia persiapan kemerdekaan Indonesia PPKI 18 agustus 1945 sehari setelah proklamasi anak kalimat Piagam Jakarta dicoret dari mukadimmah UUD 1945. Selanjutnya pada pengesahan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah muqaddimah diubah mejadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M.Hatta atas usul A.A Maramis setelah berkonstultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Hasan Singodimedjo dan Ki Bagus Hadukusumo.
Dari cerita yang diungkapkan, pencoretan itu atas permintaan seorang opsir angkatan laut Jepang kepada Hatta. Menurut opsir tersebut bila kata-kata tidak dicabut golongan keristen dan katolik di Indonesia akan berdiri diluar republic yang baru saja diproklamasikan ini. Hatta kemudian berhasil melobi ketua Muhammadiyah KH. Bagus Hadikusumo sehingga kelompok islam menyetujui kata-kata itu dihapuskan.5
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Qadir Jaelani, Sejarah Perjuangan Umat Islam Indonesia, Jakarta:Yayasan
Pengkajian Islam Madinah AL-Munawaroh 1999
Dyah Sriwilujeng, Pendidikan Kewarganegaraan, ( Jakarta: Erlangga 2006),5
Sartono Kartodirjo,dkk, Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, Jakarta :Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan1975
Dedisyaputra.wordpress.com
Majalah Tempo.com

[1] Dyah Sriwilujeng, Pendidikan Kewarganegaraan, ( Jakarta: Erlangga 2006),5
[2] Sartono Kartodirjo,dkk, Sejarah NAsional Indonesia Jilid VI,( Jakarta :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan1975 ), 18
[3] Abdul Qadir Jaelani, Sejarah Perjuangan Umat Islam Indonesia,(Jakarta:Yayasan Pengkajian Islam Madinah AL-Munawaroh 1999),72.
[4] Dedisyaputra.wordpress.com
[5] Majalah Tempo.com