Kamis, 16 Juni 2011

Kota Gorrison militer

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam militer muslim yang sukses memiliki dampak yang besar dalam sejarah umat manusia dan pengaruh dari tahun-tahun yang tidaak menentu ini telah membentuk dunia yang ditinggali sekarang ini. Proses komunitas Islam yang telah keluar dari Jazirah Arabia menghadapi dunia luar, dan mereka sendiri sebagai kelas militer membutuhkan tempat atau hunian. Kota-kota yang baru dibangun oleh umat kepentingan kamp militer tersebut disebut Masr dan bentuk pluralnya adalah Amsar yang bermakna front yang terdapat di Basrah dan Kufah di Irak, Fustat di Mesir dan Qayruwan di Tunisia. Dalam makalah ini akan membahas kota-kota tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk kota gorisson militer di Basrah, Kufah, Fustat dan Qayruwan yang mana umar tidak menginginkan kaum muslim tinggal di perkotaan?

2. Bagaimana bentuk kota Islam di Andalusia yang di jadikan sebagai tempat tinggal para wulat, yang mana penaklukan berasal dari kalangan Islam perkotaan ( dari Qayruwan dari kota Islam lain yang di bangun pada masa sebelumnya di era pemerintahan Umar (634-644)?

3. Bagaimana kaum muslim merencanakan kota pertama?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bentuk kota gorisson militer di Basrah, Kufah, Fustat dan Qayruwan yang mana umar tidak menginginkan kaum muslim tinggal di perkotaan.

2. Untuk mengetahui bentuk kota Islam di Andalusia yang di jadikan sebagai tempat tinggal para wulat, yang mana penaklukan berasal dari kalangan Islam perkotaan ( dari Qayruwan dari kota Islam lain yang di bangun pada masa sebelumnya di era pemerintahan Umar (634-644).

3. Untuk mengetahui kaum muslim merencanakan kota pertama

PEMBAHASAN

1. Bentuk Kota Gorrison Militer

a. Kufah dan Basrah di Irak

Ada suatu kisah bahwa Umar tidak menginginkan kaum muslimin bertebaran dikota-kota maupun pedesaan di Irak, tidak pula kembaali mengenala menjalani kehidupan Badeouin di padang pasir. Sebagai gantinya mereka ditempatkan daalam komplek pemukiman di kotaa yang baru didirikan sebaagai tempat tinggal daan markas tentara. Ibn Khaldun dalam episode pendirian dan city planning Kufa dan Basrah merekam ini:

Pada tahun ini, yakni 14 H, ‘Umar mendengar laaporan bahwa bangsa Arab telah berubah perilakunya, dia (khalifa) melihat itu pada utusan-utusan yang menghadap kepadanya. Dia menginvestigasi kasus ini. Jawaban sebagaian orang: “suasana perkotaan (bilad) telah mempengaruhi cara hidup kami.” Diriwayatkan pula bahwa Hudhaifah dan Sa’ad pernah menulis kepada Umar mengintruksikan pembangunan kota baru, dan mereka berkata:”mereka telah di pengaaruhi suasana perkotaan sehingga mengubah perilaku mereka. Orang Arab dipengaruhi suasana perkotaan sehingga mengubah perilaku mereka. Umar merelomendasikan agar Sa’ad mengirim Salman dan Hudhaifah melakukan observasi kebelahaan Timur (Irak). Merekaa berdua lantas puas dengaan temuan tempat di tanah (buq’ah) Kufa. Keduanya salat dan menyepalati bahwa ia tepat untuk di jaadikan pemukiman.[1]

Bangunan semula di buat dari kayu namun seiring dengan kerapnya terjadi kebakaran dimintakan izin kepada khalifah agar bangunan didirikan secara permanen dengan menggunakan batu bata: izin di keluarkan dengan syarat bangunan perumahan tidak lebih dari tiga apartement rumah dan bangunan tidak terlalu tinggi sebagai lambing bentuk kesederhanaan dan adanya egalitaas dikalangan muslim.

Kedua kota baru Kufah dan Basrah memainkan peran yang begitu penting dalam era paling awal dunia Islam, menjadi basis militer pertama dengan pasukan dari sana yang dikirim pada berbagai ekspidisi di Iran dan kebelahan Timur yang lantas menjadi sentar kebudayaan. Kufah yang dibangun oleh Saad bin Abi Waqas. Kota ini lahir sebagai dampak langsung penaklukan Irak oleh umat Islam. Pada masa itu didirikanlah sebuah tempat penampungan di perbatasan wilayah yang sudah ditaklukkan sebagai tempat bagi para pendatang dan markas militer untuk menghadapi serangan musuh. Sejak abad ke-7 M, kota Kufah merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam. Inilah kota bersejarah di Irak yang dibangun pada masa ekspansi pertama Islam ke luar Semenanjung Arab. Kufah pun tercatat sebagai salah satu dari empat kota terpenting bagi penganut aliran Syiah, selain Samarra, Karbala, dan Najaf. Kufah sempat memegang peranan penting pada masa pemerintahan Khulafa ar-Rasyidin. Khalifah Ali bin Abi Thalib sempat memindahkan ibu kota pemerintahan Islam dari Madinah ke kota ini. Selain itu, Kufah pun sempat menjadi pusat gerakan ilmiah Islam yang telah melahirkan sejumlah ulama dan ilmuwan Muslim terkemuka.[2] Ada beberapa peristiwa penting di Kufa yaitu:

· Tahun 638 M: Kota Kufah didirikan Sa'd bin Abi Waqqas pada era kepemimpinan Umar bin Khattab. Kufah menjadi pusat pemerintahan Provinsi Irak.

· Tahun 655 M: Masyakat Muslim Kufah mendukung Ali bin Abi Thalib dalam perseteruan dengan Khalifah Utsman bin Affan.

· Tahun 656 M: Ali diangkat menjadi Khalifah. Dia memindahkan pusat pemerintahan dunia Islam dari Madinah ke Kufah.

· Tahun 661 M: Ali meninggal dunia karena dibunuh. Pemerintahan Umayyah berdiri dengan ibu kota di Damaskus. Namun, masyarakat Muslim Kufah tetap mendukung Ali.

· Tahun 749 M: Dinasti Abbasiyah mengambil alih Kufah dari Dinasti Umayyah. Namun, Abbasiyah menjadikan Baghdad sebagai pusat pemerintahan.

b. Fustat di Mesir

Mesir adalah cikal bakal masuknya peradaban Islam di Afrika. Saksi bisu kejayaannya telah terekam dengan jelas di masjid peninggalan seorang pejuang Islam pada masa sahabat Umar bin Khatab bernama Amr bin Ash. Masjid Amr bin Ash tetap kokoh berdiri bersanding dengan peradaban kristen koptik yang berada di sekitarnya. Sahabat nabi Amr bin Ash berhasil menaklukkan Mesir lewat pintu ibu kota negara di Alexandria setelah melakukan pengepungan perang selama 16 bulan. Atas perintah khalifah Umar, ‘Amr bin Ash memindahkan pusat pemerintahan Mesir yang awalnya berada di Alexandria ke Fustat, Mesir lama. Alasan beliau adalah benteng Alexandria rentan oleh serangan musuh yang letaknya berada di pinggiran pantai laut mediterania. Fustat dipilih oleh Umar bin Khatab dikarenakan letaknya yang strategis berada di pinggiran aliran sungai nil.[3]

Fustat berasal dari kata Arab atau bahasa Yunani yang terdistorsi fossaton atau lubang parit. Fustat didirikan secara spontan dan teratur berbagai keluarga dan suku tinggal dimana saja yang mereka suka membentuk jalur angin yang mengarah ke sungai Nil atau sepanjang jalur yang menuju masjid atau pasar. Pemukiman terbentang luas sejauh 5 km dari utara ke selatan di sepanjang tepian sungai Nil daan berjarak kurang lebih 1 kmdari timur ke barat. Kota Fustat pertama adalah kota konglomerasi berbagai suku atau multi suku, beberapa pemukiman yang terdiri dari ratusan rumah dan pondok rumah terbuat dari kayu maupun lumpur dalam jarak yang rapat dan dipisahkan oleh dataran luas yang tak berpenghuni. Di buktikan melalui arkeologi bahwa banyak ruangan yang kosong yang belum dijaadikan tempaat untuk membangun pemukiman permanen dan pengerjaan rumah dengan batu baru diawali pada masa yang lebih awal.[4]

Semula ‘Amr berniat menjadikan Alexandria sebagai ibu kota Mesir, tetapi umar mencegahnya. Umar khawatir pengaruh Hellenisme dan Kekristenan atas kota itu, sebagai gantinya wali daan paasukan penaklukkan memutuskan agar mendirikan agak ke utara dari benteng Babilon, diatas situs yang kelak menjadi cikal-bakal kota Kairo lama. Tradisi Mesir Arab mengklaim bahwa keputusan ini dilakukan oleh Umar yang sebagaimana kasus di Kufa dan Basrah tidak menghendaki pasukan Muslim terpisahkan dengan air dari Jazirah Arab. Sehingga ‘Amr membangun kota garrison (markas militer). Letaknya juga pada posisi yang strategis di ujung dari delta beberapa kilometer daari ibu kota Mesir zaman Pharaoh, yaakni kota Memphis. Disnilah masjid pertama disana didirikan meskipun sebagaiaan besar bahan materialnya di bangun dimasa-masa belakangan. Masjid itu dinamakan masjid ‘Amr di tempat itu. Di sekeliling masjid ini orang-orang Arab mendirikan tenda dan membangun perlindungan.

c. Qayruwan di Tunisia

Qayruwan merupakan kota kuno yang memikat menjadi sisa-sisa yang masih dilihat dari era kuno muslimin. Kota ini berbeda dengan kota gorrison militer oleh Arab saat penaklukkan maupun sesudahnya yang lantas menjadi kota yang tak berpenghuni hingga sekarang. Qayruwan identik dengan Uqbah dan Uqbah pun menyatu dalam. Qayruwan Penaklukan demi penaklukan yang dilakukan Uqbah berlabuh di sebuah desa yang kemudian dibangun masjid yang sangat megah dan terkenal dengan namanya. Sekarang berada di pusat kota Qayruwan.

Kota Qayruwan didirikan oleh Uqbah bin Nafi pada tahun 871 M. Uqbah merupakan panglima perang dan seorang sahabat yang mengislamkan Afrika Utara. Bahkan pengaruh Uqbah hingga ke wilayah Libya Selatan. Tepatnya di kawasan Wadi Gatroun terdapat sebuah kota dan desa yang bernama ‘Madrusah’. Kata tersebut secara maknawi adalah yang dididik. Menurut warga kawasan tersebut karena terislamkan oleh Uqbah dan sahabatnya. Dan di tengah gurun pasir terdapat sebuah makam tua yang tidak terurus yang konon kuburan sahabat Uqbah bin Nafi. Tidak jauh dari situ juga terdapat sebuah istana yang dikenal dengan nama ‘Qasr Messud’ (Istana Mas’ud) yang sudah tinggal puing-puing saja.[5]

Kekhasan Qayruwan adalah menyuguhkan paduan antara panorama khazanah dan modernitas. Benteng Turki dengan model bangunan asli (berbentuk bangunan benteng), misalnya, kini dijadikan hotel berbintang lima dengan segala macam fasilitas modern, seperti kolam renang, restoran, dan kamar-kamar yang elok. Di Qayruwan sendiri, pemandangan rumah-rumah penduduk khas Arab dengan jalan-jalan yang sempit mengingatkan kota lama di Cairo dan Damaskus. Menjelajah Kota Kairouan memang seakan-akan menemukan sebuah perjalanan sejarah yang telah terhenti. Bangunan dan rumah peninggalan masa abad pertengahan Islam mewarnai secara mencolok di Kota K airouan, seperti halnya pemandangan di Kota Cairo (Mesir), Fez, dan Marrakesh di Maroko.[6]

2. Bentuk Kota di Andalusia

Andalusia adalah sebuah negeri yang terletak di semenanjung Iberia,meliputai Spanyol dan Portugal sekarang. Negeri ini pernah dikuasai oleh bangsa Vandal semenjak abad 1 Masehi. Mereka datang dari utara skandinavia dan diperkirakan berasal dari Jerman. Dahulu negeri ini desebut dengan Vandalusia yang berarti tanah bangsa Vandal. Bangsa Vandal sangat terkenal dengan kebrutalan, kekejaman dan kejahatannya, sehingga dalam bahasa inggris kata Vandalisme identik dengan segala bentuk kekejaman, kejahatan, ekstrimis dan tindakan barbarian. Kemudian sekitar Abad 5 Masehi datang bangsa Gothic Kristen menguasai negeri ini dan dikenal dengan kerajaan Visighotic Barat. Orang Islam menyebutnya dengan Wandalusia, kemudian hari menjadi Andalusia. Semua orang terheran kenapa begitu cepat terjadi perbaikan kondisi di negeri yang terkenal dengan Vandalisme ini setelah kedatangan Islam.

Andalusia adalah salah satu kota bersejarah Rock Island County. Hal ini terletak di Sungai Mississippi, sekitar sepuluh mil sebelah barat dari Kota Rock Island . kota ini memiliki sekitar enam mil dari bagian depan di sungai, tetapi kurang mendalam, yang kurang dari setengah ukuran kota kongres. Meskipun kecil dalam ukuran ini adalah salah satu kota-kota bergegas county. Sejarahnya tanggal dari penyelesaian awal negara. Salah satu pemukim pertama adalah Kapten BW Clark, ayah dari Kapten WL Clark, Kerbau, Scott County, Iowa, sekarang pemukim tertua pertama di Negara Bagian Iowa.

Di negeri inilah lahir tokoh-tokoh muslim ternama yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Agama Islam, Kedokteran, Filsafat, Ilmu Hayat, Ilmu Hisab, Ilmu Hukum, Sastra, Ilmu Alam, Astronomi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu dengan segala kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-islaman, Andalusia kala itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan Ilmu Pengetahuan yang tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad. Maka tak heran waktu itu pula bangsa-bangsa Eropa lainnya mulai berdatangan ke negeri Andalusia ini untuk mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan dari orang-orang Muslim Spanyol, dengan mempelejari buku-buku buah karya cendekiawan Andalusia baik secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.

3. Perencanaan Kota Pertama Kaum Muslim

Kota ideal menurut Ibnu Khaldun dari sudut pandang planning kota adalah melalui upaya dan fitur-fitur sebagai berikut: standar tinggi keamanan sempurna dan sehat dari tampilan fisiknya, kebersihan ketersediaan berbagai fasilitas, sustainability, aksessbilitas, pemenuhan berbagai tuntunan akan infrastruktur dan pemukiman, promosi dan pelastarian aktivitas agricultural dan industrial, kehidupan berdampingan yang damai (peaceful coexistence) dengan alam, penciptaan komunitas social yang kuat dengan komunitas social yang utuh, stabilitas kendali politik dan otoritas.

Ibnu Khaldun mengakui adanya dua alasan utama yang menjadi factor untuk mendirikan kota. Pertama, kekuasaan kerajaan yang memdorong masyarakat untuk mencari kedamaian, ketentraman, dan relaksasi daan berupaya untuk menyediakaan berbagai aspek dari peradaban yang ditemukan dalam masyarakat padang pasir. Kedua, untuk pertahanan diri, dinasti dan peradaban (‘Umran) melawan para rival dan musuh saingannya. Ibnu Khaldun lebih perhatian tentang lingkungan alamiah pula, dengan menganggpanya sebagai masing-masing halangaan maupun dukumgan. Para perencana dan pembangun kota dengan begitu harus mencari tahu bagaimana alam dapat mendukungnya dan berupaya mencegah serangan-serangannya.[7]

Kesimpulan

Kota Islam memiliki dua pola: pertama kaum muslimin memilih atas perintah ‘mar untuk mendirikan kota di luar kota-kota lama bekas kota Romawi dan Sassani, tetapi setelah penaklukkan Andalus dan bersamaan dengan kaum muslimin mencapai India bersama pemimpinnya Muhammad Qosim kaum Muslimin Arab memilih menduduki kota dengan sejumlah perjanjian aman dan penerimaan jiyza untuk kaum muslimin atas kalangan dhimmi (non muslim kitabi yang terlibat dengan penguasaan Islam) dibayarkan kepada administrasi qadi khalifah. Ciri utama pembangunan kota Islam pertama adalah pembangunan masjid yang menjadi titik awal menandai kota ityu.

Daftar Pustaka

Koes Adiwidjdjanto, Sejarah Kota-Kota Islam, Surabaya: Fakultas Adab jurusan Sejarah Peradaban Islam hal 45

http://www. Fustat bataviase.co.id

http://www.Dyah Ratna.Blogspot.com

http://www.Menjelajah Kairouan, Tunisia

http://wwwmuslim-g.blogspot.com

http://wwwTataruangislam.blogspot.com


[1] Ibnu Khaldun, Tarikh, juz II hal. 49-50 dalam Adiwidjdjanto, Sejarah Kota-Kota Islam, Surabaya: Fakultas Adab jurusan Sejarah Peradaban Islam hal 43

[2] http://wwwmuslim-g.blogspot.com

[3] http://www. Fustat bataviase.co.id

[4] Koes Adiwidjdjanto, Sejarah Kota-Kota Islam, Surabaya: Fakultas Adab jurusan Sejarah Peradaban Islam

[5] http://wwwMenjelajah Kairouan, Tunisia

[6] http://www.Dyah Ratna.Blogspot.com

[7] http://www.Tataruangislam.blogspot.com

Rabu, 01 Juni 2011

Arsitektur Masjid Turen Malang








PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masjid Turen merupakan sebuah pondok pesantren di kota Malang, Jawa Timur. Ponpes ini dibangun sejak tahun 1978 di areal seluas 4 hektare,yang dirintis Romo Kyai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, atau yang akrab disapa Romo Kyai Ahmad. Pembangunan ponpes ini tidak menggunakan imajinasi seorang arsitek, melainkan dari hasil istikharah si pemilik pondok, KH Ahmad Bahru Mafdlaludin Soleh. Ponpes ini terdiri dari 10 lantai. Para pekerjanya bukan pemborong bangunan melainkan para santri ponpes tersebut. Dalam pembangunan ponpes ini sangat dibutuhkan waktu yang sangat lama dan ini merupakan cermin dari sebuah kesabaran yang begitu besar. Ponpes ini pun sering didatangi pengunjung baik dari dalam kota maupun dari luar kota. Karena ingin melihat kemegahan ponpes tersebut dan sebuah anugerah dari yang maha kuasa memberikan hidayah pada santri untuk membangun ponpes ini yang membutuhkan waktu yang sangat lama dan kesabaran yang sangat besar.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah Masjid Turen?
2. Bagaiaman Arsitektur Masjid Turen?
3. Apa tujuan didirikannya Masjid Turen?
C. Tujuan
u           1.  Untuk mengetahui sejarah Masjid Turen
u           2.  Untuk mengetahui Arsitektur Masjid Turen
u           3. Untuk mengetahui tujuan didirikannya Masjid Turen

PEMBAHASAN
1. Sejarah Masjid Turen
Masid Turen merupakan sebuah pondok pesantren. Nama Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah adalah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah), yang terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur No.10, RT 07 / RW 06 Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Menurut salah seorang panitia, ponpes tersebut artinya segarane, segara, madune, Fadhole Rohmat. Rintisan Ponpes Bi Ba’a Fadlrah ini dimulai pada 1963 oleh Romo Kyai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, atau yang akrab disapa Romo Kyai Ahmad.[1]
Ponpes ini dibangun sejak tahun 1978 di areal seluas 4 hektare, dan kira-kira baru 1,5 hektare dari luas tanah itu yang digunakan untuk bangunan utamanya. Arsitektur bangunannya sangat menawan. Sangat serius. Ini terlihat di setiap detail ornamennya. Benar-benar tak disangka, jika di sebuah desa kecil Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang berdiri sebuah bangunan yang arsitekturnya yang bisa membuat hati berdecak kagum. Begitu datang ke sini, pengunjung akan disambut oleh sebuah wahana demi wahana, dari melangkahkan kaki untuk pertama kalinya di dalam bangunan pondok pesantren ini, sampai keluar. Dari tingkat pertama sampai dengan tingkatnya yang ke sepuluh[2].
Lebih dari itu, arsitektur yang dipakai bukan hasil ilmu dan imajinasi seorang arsitek yang handal. Tapi dari hasil istikharah si pemilik pondok, KH Ahmad Bahru Mafdlaludin Soleh. Bangunan ini tidak dapat diperkirakan jadinya, sekarang sudah 10 lantai dibangun, bisa jadi nanti ditambah atau bisa-bisa dikurangi. Karena semua tergantung istikharah Romo Kyai (Kyai Ahmad, pen.). Romo Kyai juga yang ngepaskan amalan-amalan. Mungkin karena itu, banyak berita bahwa bangunan ini adalah masjid tiban (tiba-tiba ada). Padahal ini bukan masjid tapi ponpes, Gus Alief (santri) berkata “tiap hari selalu datang pengunjung dari berbagai kota ke ponpes ini. Di buku tamu pun berbagai komentar tentang keindahan ponpes ini tertulis. Bahkan, tak jarang ada yang mengaku tersentuh hatinya ketika memasuki sebuah ruang. Tiap orang berbeda.”
Sejak tahun 1978, Kyai Ahmad murid Kiai Sahlan di Sidoarjo ini memilih Turen untuk mendirikan ponpesnya. Sejak itulah, dengan dibantu oleh para santrinya, Kiai Ahmad memulai pembangunan ponpes dengan alat pertukangan sederhana dan proses belajar sendiri. Jadi jangan heran kalau akhirnya santri-santrinya punya spesialis ketrampilan. Santri Kiai Ahmad sekarang ada 32 yang sudah berkeluarga dan tinggal di sini. Jadi bisa dihitung tambahan santrinya. Sedang yang belum berkeluarga ada 37 orang. Semua santri itulah yang menjadi tukang sekaligus mandor bangunan ini. Mereka bekerja tidak menggunakan alat-alat berat modern. Semua dikerjakan sendiri.
Dengan belajar langsung dalam pembangunan ponpes inilah para santri diajar ngaji kehidupan sehari-hari. Mereka yang sudah berkeluarga pun yang belum akan memiliki peran sendiri-sendiri Di ponpes ini, orang bertabiat A sampai Z ada. Di sinilah mereka tersentuh hatinya. Dengan ikut berpartisipasi ini mereka mengamalkan ajaran cinta bukan pahala.
Harus diakui, lamanya proses pembagunan ponpes ini mengisyaratkan perlunya kesabaran dan keikhlasan. Tiap detil ornamen harus digarap dengan sabar dan teliti. Selain pekerjaan yang tak mudah itu, sebagai tukang, para santri juga bukan orang yang dibayar. Keikhlasanlah yang akhirnya menjadi oase di dalam hatinya.
“Semua itu tentu saja sumbernya dari cinta. Dalam agama kita diajarkan itu semua. Dengan menjalani itu semua para santri membersihkan hatinya dari penyakit-penyakit hati. Kalau raganya yang sakit, datang ke sini maka yang disembuhkan adalah hatinya dulu,” urai Gus Alief. Sesudah itu semua, yang tak boleh dilupakan adalah ibadah syukur. “Ngibadah syukur tidak ada berhentinya. Yang tidak bisa, ya kita doakan saja.” Pungkas Gus Alief.[3]

2. Arsitektur Masjid Turen
Arsitektur bangunan yang mengagumkan dapat dilihat mulai pos depan masjid yang bergaya seperti candi hingga kompleks di dalam bangunan utama. Kubah-kubah bergaya India yang diukir tulisan Arab konon semua dikerjakan oleh santri pondok sendiri. Masjid ini terdiri dari 10 lantai yang dapat ditelusuri menggunakan lift atau tangga. Ornamen-ornamen etnik dengan gaya Arab berlapis warna emas menghiasi dinding berbagai ruangan dan koridor.[4] Di lantai dasar, bisa membeli aneka cinderamata untuk oleh-oleh. Sedangkan di lantai teratas, akan disuguhi pemandangan indah dari keseluruhan areal masjid.
Seni arsitektur yang sangat mengagumkan telah ditunjukkan ornamen-ornamen yang berada di tempat ini. Perpaduan gaya arsitektur Arab, India, China tampak terlihat dengan jelasnya. Dengan corak warna yang beragam membuat kesan bangunan sekilas bukan sebuah masjid. Sebenarnya ini adalah sebuah bangunan pondok pesantren.[5] Terdapat salah satu ruang di sebelah kanan pintu masuk bangunan. Ruang tersebut nampak terdapat berbagai hiasan yang mirip sebuah penginapan. Baik hiasan yang tergantung di langit-langit ruangan maupun yang ditempelkan pada dinding ruangan. Bahkan, meja kursi yang terdapat di sana terbuat dari bahan kayu yang bentuknya sangat artistic.
Jika memasuki salah satu ruangan, di ruang tersebut akan terhubung oleh suatu pintu. Sehingga bisa memasuki ruangan yang lain, dimana tiap ruang mempunyai desain ruangan yang berbeda-beda. Jadi, kita tidak akan bosan memasuki ruang demi ruang. Dominasi desain ruangannya tidak jauh-jauh dari gaya kaligrafi. Kaligrafi dengan berbagai model, jenis, warna, bentuk, dan corak. Adanya salah satu jenis hiasan yang terdapat dalam salah satu ruang. Jam klasik ini tampak begitu bagus diletakkan di tengah-tengah ruangan. Ditempatkan di depan dinding yang bercorak kaligrafi dengan penataan yang sangat mengagumkan.
Bangunan pondok pesantren ini ada lift. Tidak begitu mengherankan jika di sini terdapat lift, karena bangunan ini terdiri 10 lantai. Meskipun belum sepenuhnya selesai dibangun, masih ada anak tangga ataupun jalan yang menghubungkan antar ruang atau antar lantai yang landai. Sehingga tidak merasakan naik ke lantai berikutnya. Jikalau merasa capai ketika berjalan, ada banyak tempat untuk beristirahat. Ada yang berupa kursi dari kayu jati dengan desain yang unik. Dan di salah satu ruang di lantai atas terdapat jenis ornamen yang menurut saya sangat bagus. Berupa kursi singgasana dengan hiasan warna kuning keemasan, simbol kemewahan nan anggun. Hiasan bergaya India dengan perpaduan rangkaian kaligrafi di beberapa bagiannya.
Juga terdapat gaya modern yang menghiasi berbagai ornamen yang ada di aksesoris maupun dinding-dinding bangunan ini. Ada kolam berukuran cukup besar, yang lengkap berisi ikan aneka ukuran di lantai bagian atas. Jenis yang terlihat saat itu adalah ikan koi, ikan emas, dan lain sebagainya. Adanya kubah-kubah yang berhiaskan semacam motif berwarna-warni yang semarak. Dimana di depannya diletakkan sejenis pohon kurma buatan. Yang unik, pohon kurma buatan ini terdapat lampu-lampu kecilnya, jika dinyalakan, akan tampak kelap-kelip. Yang lebih mengagumkan, di lantai atas lagi terdapat kebun jagung yang tumbuh subur. Juga terdapat semacam pekarangan yang disulap mirip kandang sebagai pemeliharaan beberapa ekor monyet yang sedang berlompatan ke sana-kemari.[6]
Di bagian belakang adalah bangunan ponpes yang masih dalam tahap pengerjaan. Meski demikian, nampak anggun dan mewah unsur seni yang terdapat dalam ornamen-ornamennya. Di bagian dalam ada beberapa musholla. Untuk laki-laki terpisah dari musholla wanita. Di beberapa bagian musholla masih terlihat pengerjaan yang belum selesai, tapi sudah bisa digunakan. Meski belum selesai, beberapa kamera CCTV sudah terpasang di bagian dalam musholla. Yang unik adalah jalan menuju ke musholla ini dan tempat wudhu. Dengan suasana yang agak gelap, kita harus melewati beberapa lorong yang hanya cukup untuk dua orang saja. Bentuk lorong pun tidak selalu lurus, terkadang ada yang berbelok maupun malah menuju ke lantai yang lebih atas. Jika salah masuk lorong, dijamin tidak akan sampai ke musholla. Ini juga mungkin yang membuat ponpes ini unik dan menarik buat dikunjungi.
Luar bangunan jalan yang akan menuntun menuju tempat luar bangunan. Sebenarnya ketika ke luar menuju bangunan ini (di lantai atas) terdapat aneka kios yang menjajakan berbagai macam suvenir. Usai berjalan kembali sampai menuju ke lantai paling dasar, halaman bangunan ponpes ini. Dimana di bagian ini terdapat tempat peristirahatan yang lebih mirip bergaya kerajaan berwarna putih di hampir semua bagiannya. Tempat ini dibedakan tempatnya untuk pria dan wanita. Berbagai macam tempat duduk diletakkan disini. Sehingga kita bisa melepaskan penat usai "berkelana" di tempat ini sambil menikmati pemandangan pepohonan yang ada di sekitar. Aneka ornamen menghiasi dinding dan pilar-pilar yang terdapat di dalamnya. Sehingga kesan istimewa dan mewah patut disematkan di tempat ini. Sangat istimewa dengan segala pernak-pernik dan ornamennya. Perpaduan warna putih, biru, krem, kuning, dan lainnya terlihat sangat kompak dan padu.
Namun yang lebih unik lagi adalah di berbagai sudut ruangan tidak dijumpai kotak amal yang biasanya lazim di jumpai di salah satu sudut tempat peribadatan. Ketika berjalan menuju ke arah pintu ke luar, di salah satu sudut dindingnya terdapat kaligrafi berukuran besar yang "menempel" di sini. Ini adalah salah satu dari sekian banyak kaligrafi yang ada.[7]
Di akhir kunjungan pengujung diminta mengisi pendapat tentang ponpes ini. Berbagai komentar pun ada, yang kebanyakan menyatakan kekaguman akan kemegahan dan kemewahan bangunan ponpes ini. Bahkan ada yang mengaku tersentuh hatinya ketika memasuki sebuah ruangan. Luar biasa. Yang menarik, setelah kita menuliskan pendapat, kita tidak ditarik uang sepeser pun. Ada satu papan yang didalamnya dipasang beberapa kliping berita di surat kabar tentang ponpes ini. Di situ juga ada semacam bantahan bahwa ponpes ini dibangun oleh bangsa jin. 
3. Tujuan Dibangunnya Masjid Turen
Masjid ini selain sebagai tempat ibadah juga sebagai pemersatu umat Islam dalam mengkaji Islam. Karena selain berfungsi sebagai masjid, tempat ini juga sebagai pondok pesantren yang berfungsi untuk mempelajari Islam secara dalam. Bangunannya yang indah dan megah membuat banyak orang yang datang untuk berkunjung ke masjid turen ini. Mereka mengaggumi kuasa sang pencipta, kartena atas hidayahnya yang telah diberikan kepada para pendiri dan masyarakat sekitar masjid ini dapat berdiri kokoh. Dengan adanya masjid itu, banyak masyarakat yang mendalami islam secara baik.
Kesimpulan
Masid ini merupakan sebuah bangunan Pondok pesantren salafiyah yang bernama Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah), yang dirintis oleh KH Ahmad Bahru Mafdlaludin Soleh. masjid ini tidak menggunakan seorang arsitek melainkan hasil istikhara sang pendiri. Bangunan ini menggunakan gaya arsitektur beberapa Negara yaitu gaya arsitektur Arab, India, China. Terdiri dari 10 lantai, dan menggunakan lift dikarenakaan lantai yang digunakan begitu banyak. Dan disetiap lantai mempunyai cirri yang berbeda. 
Daftar Pustaka
Antonyspsi.blogspot.com/.../keindahan-dan-kemawahan-di-masjid-turen.
http://aduystic.blogspot.com/2009/08...en-malang.html
http://www.ponpesbibaafadlrah.or.id
malangbox.com/.../mengagumi-kemegahan-arsitektur-masjid-tiban-malang
mbokcupret.wordpress.com/2010/02/26/pesona-masjid-turen/ - Tembolok

[1] http://www.ponpesbibaafadlrah.or.id
[2] malangbox.com/.../mengagumi-kemegahan-arsitektur-masjid-tiban-malang
[3] http://aduystic.blogspot.com/2009/08...en-malang.html
[4] antonyspsi.blogspot.com/.../keindahan-dan-kemawahan-di-masjid-turen.
[5] malangbox.com/.../mengagumi-kemegahan-arsitektur-masjid-tiban-malang/ - Tembol
[6] http://haxims.blogspot.com/2010/04/masjid-ajaib-di-turen-malang.html
[7] mbokcupret.wordpress.com/2010/02/26/pesona-masjid-turen/ - Tembolok